Talkshow ICI 2025 - “Responsible Sourcing”: Kecantikan yang Memberdayakan dan Melestarikan


Jakarta, 15 Mei 2025 — Dalam rangkaian Indonesia Cosmetic Ingredients (ICI) ke-14, salah satu sesi talkshow yang mencuri perhatian publik adalah diskusi bertema “Responsible Sourcing”, yang menyoroti pentingnya penggunaan bahan baku kosmetik yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Sesi ini tidak hanya mengulas persoalan teknis mengenai bahan kosmetik, namun juga menyentuh isu yang lebih luas: masa depan industri yang merawat lingkungan, memberdayakan masyarakat, dan membentuk wajah baru dunia kecantikan yang lebih etis dan berdampak positif.

Talkshow ini mengangkat tema “Menggali Potensi Bahan Baku Kosmetik Lokal yang Berkelanjutan: Untuk Lingkungan, Kesehatan, dan Masa Depan Industri Kosmetik Indonesia”. Melalui diskusi mendalam, para narasumber mengajak seluruh pemangku kepentingan—produsen, pelaku usaha, hingga konsumen—untuk melihat bahwa setiap pilihan dalam rantai nilai kosmetika memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan.


Bahan Baku Lokal, Inovasi Global

Sesi ini mempertemukan para ahli dan pemangku kebijakan untuk membahas bagaimana komoditas lokal yang lestari dapat menjadi pilar ekonomi baru, sarana pemulihan ekosistem, serta nilai tambah dalam narasi merek kosmetik. Topik-topik menarik yang dibahas antara lain:

  • Urgensi Bahan Baku Lestari: Menjawab tuntutan pasar dan regulasi global terhadap praktik industri yang berkelanjutan.

  • Potensi Komoditas Lokal: Menyoroti kekayaan hayati Indonesia yang dapat mendukung industri kosmetik yang lebih hijau dan mandiri.

  • Rantai Pasok Berkelanjutan: Dari hulu ke hilir, bagaimana proses distribusi dari sumber alam hingga produk jadi bisa menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang positif.

  • Dari Komitmen Menuju Aksi Nyata: Strategi kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas untuk membangun ekosistem yang tangguh dan inklusif.


Pemerintah Dorong Hilirisasi dan Standarisasi

Dalam paparannya, Dr. Ir. Tri Ligayanti, S.T., M.Si., Direktur Industri Kimia Hilir & Farmasi, Kementerian Perindustrian, menyatakan bahwa:

“Upaya hilirisasi komoditas lokal harus sejalan dengan penguatan daya saing industri kosmetik nasional. Pemerintah berkomitmen membangun jembatan antara potensi lokal dengan kebutuhan industri global. Untuk itu, standarisasi kualitas, insentif investasi, dan riset terapan menjadi fondasi utama dalam mempercepat transformasi ini.”


Kecantikan yang Berdampak Baik

Menutup sesi, para narasumber sepakat bahwa kecantikan sejati adalah kecantikan yang tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga menghidupkan bumi dan memberdayakan sesama. Industri kosmetika di masa depan dituntut untuk tidak hanya berinovasi dari sisi produk, tetapi juga dalam nilai, cara produksi, dan dampak yang ditinggalkan.

Sesi ini menjadi pengingat bahwa industri kecantikan dapat menjadi motor perubahan—bukan hanya untuk pasar, tetapi juga untuk planet dan manusia.